Kamis, 14 Juni 2012

Orang Kaya China 'Borong' Properti di AS

Jakarta - China telah menjadi salah satu sumber pembeli internasional paling subur bagi properti AS. Makin banyak orang-orang kaya China yang 'membuang' uangnya ke luar negeri.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Asosiasi Realtor Nasional pekan ini, orang China dan Hong Kong merupakan pembeli asing terbesar kedua dalam 12 bulan terakhir hingga Maret ini. Pembeli Kanada berada di posisi pertama, mencatatkan nilai US$ 9 miliar.

Penjualan properti AS kepada pembeli China naik 23% menjadi US$ 7,3 miliar dari tahun lalu. Sedangkan dibandingkan 2010, penjualan kepada pembeli China naik 88% dari US$ 4,8 miliar. Meskipun demikian, penjualan ke pembeli China hanyalah sepotong kecil dari keseluruhan pasar AS yang mencatat penjualan US$ 928,2 miliar selama setahun yang berakhir Maret ini.

"Pembeli China dipandang sebagai pasar yang sangat diinginkan oleh agen properti saat ini. Pertumbuhan terkuat datang dari China dan peningkatan ini berhasil menutupi penurunan penjualan dari Inggris dan Meksiko," kata Direktur Utama NAR Jed Smith, dikutip dari CNN, Rabu (13/6/2012).

"Luar biasa. Lima tahun lalu kami tidak pernah membicarakan pembeli dari China. Kami mulai menyadari mereka 18 bulan lalu dan sekarang sudah menjadi hal lazim bahwa orang kaya China senang belanja properti mewah di New York," kata CEO perusahaan broker properti The Corcoran Group Pamela Liebman.

Menurut Liebman, uang ratusan juta dolar dari China semakin deras sejak awal 2012. "Triwulan pertama 2012 merupakan periode penjualan terbaik untuk pembeli dari China. Inilah pasar utama yang sedang kita incar saat ini. Kami telah merekrut agen yang menguasai bahasa Mandarin dan meluncurkan afiliasi dengan broker di China," kata Liebman.

Properti yang paling laris dibeli orang kaya China beragam, mulai dari apartemen US$ 1 juta hingga hunian super mewah US$ 20 juta. Alasan pembelian macam-macam. Ada yang ingin emigrasi, ada juga yang ingin menyekolahkan anaknya di AS.

Ada juga yang membeli karena mata uang China, renminbi (RMB) masih menguat 4% di atas dolar AS sejak awal 2010 ketika harga rumah AS masih dalam pemulihan dan terlihat murah dibandingkan Australia atau Kanada.

"Jika Anda melihat betapa murahnya harga properti AS dibandingkan China, masuk akal kalau membeli hunian di AS. Anda juga akan punya lebih banyak hak jika memiliki properti di Amerika," kata seorang investor kaya China yang sudah membeli beberapa properti di AS namun menolak ditulis namanya karena tidak mau menarik perhatian atas aksinya memindahkan aset ke luar negeri.

Sementara pembeli lain hanya ingin mencari tempat yang aman untuk memarkirkan uangnya. Setahun ini, China yang dipengaruhi konflik politik dan perlambatan ekonomi menyebabkan peningkatan milyuner China yang ingin menetap di AS atau setidaknya memperoleh hak hunian aman.

EB-5, program yang memberikan green card bagi orang asing yang menginvestasikan minimum US$ 500,000 dalam bentuk bisnis atau menciptakan lapangan kerja baru di AS, memecahkan rekor 1.675 pelamar China hanya dalam triwulan I-2012.

Sebagai perbandingan dari tahun-tahun sebelumnya, tercatat ada 2.408 pelamar pada 2011, 772 pelamar pada 2010, dan 63 pada 2006. "Tidak diragukan lagi kalau situasi politik berpengaruh besar pada keputusan orang-orang kaya China dalam memelihara harta kekayaannya," kata Liebman.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar